Sunday, July 26, 2009

Menumbuhkan Percaya Diri Pada Anak

Oleh: Samsul Hariadi

Sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit dikatakan secara nyata. Tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Orang yang percaya diri tidak takut menyatakan pendapatnya di depan orang banyak.

Rasa percaya diri membantu kita untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai tugas dengan lebih mudah. Untuk anak-anak, rasa percaya diri membuat mereka mampu mengatasi tekanan dan penolakan dari teman-teman sebayanya. Anak yang percaya diri mempunyai perangkat yang lebih lengkap untuk menghadapi situasi sulit dan berani minta bantuan jika mereka memerlukannya. Mereka jarang diusik. Justru mereka sering mempunyai daya tarik yang membuat orang lain ingin bersahabat dengannya. Mereka tidak takut untuk berprestasi baik di sekolah atau untuk menujukkan bahwa mereka memang kreatif.

Percaya diri bukan merupakan bawaan dari lahir, juga tidak jatuh dari langit. Anak-anak mudah sekali merasa rendah diri, merasa tidak mampu, tidak penting, karena ada banyak hal yang harus dipelajari, dan orang yang lebih tua tampak begitu pandai. Anak-anak memerlukan dorongan dan dukungan secara terus-menerus. Jika orang tua atau guru dapat berperan dengan baik, anak-anak akan memiliki rasa percaya diri.

Jika Anda ingin membangun rasa percaya diri dalam diri anak Anda, tak ada istilah terlambat untuk memulai. Anda justru akan memberikan hadiah terbaik untuk anak Anda dan diri Anda sendiri.

Membangun Rasa Percaya Diri Walaupun sering memprotes jika merasa dibatasi, anak-anak akan menerima jika mempunyai aturan pasti dalam bertindak. Jika orangtua terus mengubah rutinitas anak Anda atau tidak konsisten dalam hal disiplin, anak akan bingung dan bimbang. Misalnya, hari ini aturannya begini, tapi besok lain lagi. Lusa, anak akan bertanya-tanya, "Sekarang saya harus bagaimana. Yang seperti kemarin atau seperti kemarin dulu?"

Tunjukkan bahwa Anda percaya anak Anda punya kemampuan, dengan memberinya tugas-tugas yang bisa dilakukannya dan menimbulkan rasa ikut memiliki. Sebagai contoh, anak-anak biasanya senang menjawab telepon. Ajari dia cara menjawab telepon yang sopan dan benar. Lalu, beri dia kesempatan untuk melakukannya. Coba juga meminta bantuan anak untuk mengambilkan barang-barang yang akan dibeli di rak pasar swalayan, tentunya barang yang tak mudah pecah, misalnya susu, sabun mandi, dan sebagainya. Tahan diri untuk cepat-cepat turun tangan membantu anak melakukan sesuatu. Membantu boleh-boleh saja, tapi tidak berarti mengambil alih atau langsung ikut campur tangan tanpa dimintanya.

Doronglah dia untuk tidak terlalu gampang mengatakan, "Saya tidak bisa," "Saya tak pernah akan bisa," atau "Saya memang bodoh." Satu hal yang penting orangtua harus menjaga jangan sampai mencap anak "pemalas", "dasar pemalu", "anak bodoh", dan sebagainya. Memang sebagian anak mungkin tak akan terlalu menghiraukan kata-kata seperti itu. Tapi sebagian lain akan membangun identitas dirinya dari komentar-komentar yang negatif ini, meskipun Anda mengucapkannya secara spontan dan sungguh tidak bermaksud merendahkan dirinya.

Tanamkan sikap bahwa berbuat salah bukanlah dosa yang tak terampuni, bahwa nilai seseorang tidak selalu bisa dihitung berdasarkan kesempurnaan hasil kerjanya. Yang penting bukan betul atau salah, tapi bagaimana cara dia melakukannya. Jadikan ini sebagai pedoman untuk diri Anda juga.

Hormati dan hargai anak Anda. Jangan mempermalukan dia di depan teman-teman sebayanya, atau di depan orang dewasa lainnya, atau di depan umum. Jika anak Anda berbuat salah, panggil dia ke tempat sepi, atau bicarakan hal itu di rumah.

Jika Anda berbicara, gunakan nada suara seperti yang Anda harapkan akan digunakannya saat ia berbicara. Dengarkan anak Anda dan dorong dia untuk berpikir mandiri. Belajar mempertahankan diri sendiri memerlukan kekuatan besar. Tempat terbaik untuk berlatih menjadi orang yang percaya diri adalah di rumah. Hargai ide-ide yang dinyatakannya. Katakan berulang-ulang kepada anak Anda bahwa Anda percaya dia bisa. Dan bersikaplah positif di depan orang-orang lain tentang apa yang bisa dilakukan anak Anda. Dengan cara begitu, anak akan yakin bahwa Anda benar-benar mempercayai kemampuannya.

Ciptakan peluang untuk pengalaman-pengalaman dan tantangan baru. Perluas minat dan keterampilan anak Anda. Bersedialah menerima usaha yang telah dilakukannya, entah apa pun hasilnya. Jangan hanya melihat hasil akhirnya saja. Daripada mengatakan kepada anak apa yang tak boleh dilakukan, lebih baik katakan apa yang boleh dilakukannya. Misalnya, daripada mengatakan "Kamu tak boleh masuk ke rumah orang tanpa permisi," lebih baik katakan, "Kamu boleh masuk ke rumah orang kalau sudah permisi dan dipersilakan masuk." Sebelum mengomentari perilaku anak yang negatif, pikirlah dulu dua tiga kali, sambil mengingat untuk selalu menekankan hal-hal yang positif.

Thursday, March 12, 2009

Shalat Jum'at

A. Arti Definisi / Pergertian Shalat Jumat

Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.

B. Hukum Sholat Jum'at

Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.

Dalil Al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 :

" Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

C. Syarat Sah Melaksanakan Solat Jumat

1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll.
2. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang.
3. Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari khatib.

D. Ketentuan Shalat Jumat

Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut :
1. Mengucapkan hamdalah.
2. Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW.
3. Mengucapkan dua kalimat syahadat.
4. Memberikan nasihat kepada para jamaah.
5. Membaca ayat-ayat suci Al-quran.
6. Membaca doa.

E. Hikmah Solat Jum'at

1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi.
2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.
4. Sebagai syiar Islam.

F. Sunat-Sunat Shalat Jumat

1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at.
2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku.
3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol).
4. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat.
5. Memperbanyak doa dan salawat nabi.
6. Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai.

IPA Sebagai Sarana Memahami Kebesaran Tuhan

Target pembelajaran mestinya tidak hanya sebatas siswa mampu menjawab soal-soal ulangan / ujian nasional. Namun lebih dari itu mestinya peserta didik memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Ia menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan serba terbatas, sehingga perlu belajar sepanjang waktu. Selain itu ia menyadari hanya Tuhanlah yang Maha Besar, Maha Tahu segala-galanya.


IPA termasuk salah satu mata pelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai obyek untuk mengenal lebih jauh kebesaran Tuhan, tetapi sayangnya mata pelajaran ini termasuk “black list “ bidang study yang kurang disenangi siswa, terutama fisika. Mengapa IPA sebagai “momok” bagi para siswa ?. Hitungan dengan rumus yang “mbulet” dan njlimet adalah salah satu biang keladi penyebab siswa enggan mempelajarinya. Untuk bidang studi biologi banyaknya bahasa latin juga menyebabkan siswa malas membacanya. Oleh karenanya guru perlu membuat terobosan agar siswa paham bahwa mata pelajaran yang ditakuti dan membuat kepala puyeng, sebenarnya adalah mata pelajaran mengasyikkan dan banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana membangkitkan gairah belajar peserta didik yang menganggap mata pelajaran IPA “menyeramkan” ?

Pembelajaran dengan pendekatan agama. Metode ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi. Penulis punya pengalaman, ternyata peserta didik perasaan ingin tahunya muncul, lebih antusias, dan memperhatikan apabila dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan agama. Agar tidak terlalu luas, pembicaraan kali ini akan dipersempit ruangnya hanya pada pembelajaran ilmu biologi. Dalam hal ini penulis menggunakan referensi agama islam. Misalnya kita akan membimbing siswa untuk memahami perkembangbiakan / reproduksi pada mamalia ( hewan menyusui ). Materi ini terdapat dalam bidang studi IPA untuk SMP. Contoh yang paling umum digunakan untuk menjelaskan reproduksi mamalia adalah manusia. Guru memberikan informasi bahwa sebenarnya prinsip perkembangbiakan pada manusia telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-ruum ayat 20 yang artinya :
Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak.
Sebagai pembangkit semangat siswa kita berikan umpan pertanyaan kepada siswa misalnya ;
Mengapa manusia harus berkembangbiak ?
Apa yang terjadi apabila manusia tidak dapat berkembangbiak ?

Setelah siswa dapat memberikan prediksi dengan benar, para siswa diajak membuka al-qur’an yang ada terjamahannya (bagi yang beragama islam) bahwa sebenarnya konsep perkembangbiakan terekam dengan jelas didalam Al-qur’an surat Al-a’raaf ayat 189 yang artinya :
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). …
Guru memberikan penegasan bahwa berkembangbiak memang telah menjadi naluri dari makhluk hidup termasuk manusia untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan .
Bagaimanakah proses perkembangbiakan pada manusia terjadi ?

Siswa diminta berdiskusi dengan temannya dalam satu kelompok dengan menggunakan alat peraga yang tersedia. Masing – masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain dapat menyampaikan pertanyaan maupun saran kepada presenter.

Setelah masing-masing siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru menunjukkan bahwa sebenarnya proses reproduksi telah diterangkan dalam al-qur’an sejak ribuan tahun silam sebelum ilmu pengetahuan membicarakannya. Para siswa diminta kembali membuka al-qur’an terjemahan surat Al-hajj ayat 5 yang artinya :
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu (ada pula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. …..
Kita tegaskan kepada siswa bahwa proses reproduksi diawali dengan pembentukan sel kelamin jantan (spermatogenesis) di dalam testis dan pembentukan ovum (Oogenesis) didalam ovarium. Istilah ini dalam bahasa Al-qur’an manusia diciptakan dari tanah, karena semua makanan yang dikonsumsi manusia bersumber dari tanah, dengan melalui proses yang panjang terbentuklah sel kelamin. Jika kedua sel kelamin tersebut jika bertemu maka terjadilah pembuahan, kemudian terbentuk embrio (segumpal darah) , selanjutnya embrio tersebut menempel pada rahim. Dalam perkembangannya di rahim, embrio tersebut sel-selnya akan terus membelah yang pada akhirnya terbentuklah anggota-anggota tubuh yang indah. Pada fase ini embrio akan tumbuh menjadi bayi yang anggota-anggota tubuhnya berangsur-angsur dapat menjalankan fungsinya masing-masing. Pertumbuhan di rahim ini membutuhkan waktu kurang lebih 9 bulan 10 hari untuk berkembang dengan sempurna, akhirnya lahirlah seorang bayi sebagai generasi penerus kedua orang tuanya.

Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk berfikir lebih jauh :
Mengapa embrio (segumpal darah) tersebut dalam perkembangan selanjutnya ada yang tumbuh menjadi mata, telinga, jantung, dan bagian-bagian tubuh yang lain ?
Mengapa segumpal darah tersebut tidak berubah menjadi onggokan daging saja yang lebih besa r?
Mengapa ia tumbuh teratur ?
Siapa yang mengatur semua ini ?

Guru menjelaskan bahwa Tuhanlah yang mengatur semua ini. Selanjutnya siswa diajak mencermati pesan dari ayat Al-qur’an tersebut bahwa Tuhan mengingatkan manusia setelah mati akan dibangkitkan dari kubur. Dan setiap manusia akan di adili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya ketika hidup di dunia.”

Sebagai penutup pembelajaran, kita ingatkan siswa bahwa sebenarnya belajar yang didasari dengan niat yang ikhlas akan bernilai ibadah dan sebagai sarana meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Masalah bagi guru dan solusinya

Metode ini menuntut seorang guru untuk lebih mengembangkan pemahaman agamanya. Namun hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena untuk menghindari kesalahan menyelaraskan materi dengan ayat Al-qur’an, guru yang bersangkutan dapat berkonsultasi dengan guru agama atau siapa saja yang memiliki kompetensi dibidangnya.

Akan lebih sistematis lagi jika dalam pengembangan silabus ada sebuah team yang mengkaji ayat-ayat Al-qur’an yang ada kaitannya dengan tema-tema pembelajaran pada bidang studi tertentu. Metode ini akan lebih efektif diterapkan di sekolah-sekolah swasta yang berciri khas islam. Namun di sekolah negeri pun tidak perlu dipermasalahkan jika tidak menyinggung persoalan yang menyebabkan perpecahan bangsa. Penulis yakin jika ayat yang dibuat rujukan hanya untuk membuktikan bahwa ilmu pengetahuan itu selaras dengan agama, maka tidak akan terjadi pertentangan. Selamat mencerdaskan anak bangsa. Semoga generasi kita kedepan akan membangun bangsa ini dengan landasan keyakinan beragama yang mantap.


Oleh:
Karyadi, S.Pd.
Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah
Pemuda Muhammadiyah Surabaya

Guru Swasta, Haruskah Di-Anak-Tiri-kan?

Diskriminasi antara guru PNS dan guru swasta terjadi karena ada paradigma bahwa guru PNS lebih baik dari guru swasta. Namun anggapan ini tidak selamanya benar. Karena telah banyak sekolah swasta yang dibina guru swasta, namun kualitasnya dapat disejajarkan dengan sekolah Negeri. Oleh karenanya sudah selayaknya guru swasta haknya disetarakan dengan guru PNS.

Kebijakan pemerintah untuk mendongkrak kualitas pendidikan, perlu mendapatkan dukungan sepenuhnya. Peningkatan anggaran untuk alokasi pendidikan semakin terlihat dari tahun ke tahun. Bahkan dalam Undang-undang telah di patok 20 % dari APBN agar dialokasikan untuk pendidikan, walaupun amanat ini belum terlaksana sepenuhnya.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Karena mustahil akan dihasilkan out put pendidikan berkualitas jika guru kualitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian menunjukkan belum banyak guru yang memenuhi standar (baca: belum layak ). Sehingga tidak mengherankakn jika produk pendidikan di negara kita belum mampu menjawab tantangan jaman. Menurut hasil penelitian pula rendahnya kualitas guru antara lain masih banyaknya guru yang belum beijazah S1, minimnya up date ilmu guru, dan yang tidak kalah penting adalah kualitas lulusan para peserta didik. Namun hal ini tidak hanya dari faktor guru saja, melainkan sistem yang ada menjadi penyebab utama kualitas pendidikan terpuruk.

Untuk menjamin kualitas pendidikan maka profesionalisme guru merupakan suatu keharusan. Apakah semua guru dapat memenhui tuntutan tersebut ?. Ketika pemerintah dan masyarakat membahas profesionalisme guru, guru sendiri masih umek memikirkan makan anak dan isterinya. Karena penghasilan yang diterima sebagai guru tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok, terutama guru GTT (guru tidak tetap). Tidak sedikit guru yang nyambi profesi lain atau malah mengajar hanya untuk sambian saja. Pagi hari mengajar, begitu jam mengajar habis, ada yang ngojek, mengayuh becak, jualan keliling, dan sebagainya. Bu Emi (nama samaran) adalah salah satu guru GTT sekolah swasta di Surabaya dengan gaji per bulannya hanya Rp. 54.000, beliau mempunyai 2 anak sudah sekolah, sedangkan suaminya kena PHK. Beliau hanya mengajar satu sekolah. Meski demikian beliau rajin mengajar dan tidak mengeluh. Ini adalah sebuah gambaran betapa masih rendahnya kesejahteraan para guru. Sebenarnya beliau ingin sekali meng- upgrade ilmunya, tetapi setiap kali ada seminar / whorkshop ternyata syaratnya harus bayar sekitar Rp. 200.000,- .Setelah baca iklan ada whorkshop guru kemudian ditanyakan kepada panitia beliau hanya bisa tersenyum kecut.

Melihat kondisi para guru yang sebagian besar semakin memprihatinkan, nampaknya pemerintah tidak menutup mata. Sedikit demi sedikit nasib para guru diangkat. Beberapa tahun yang lalu disyahkan Undang-undang Guru dan Dosen sebagai payung hukum. Kebijakan tersebut membuat guru bernapas lega dan tersenyum lebar. Meskipun pelan pemerintah beri’tikad baik mulai melaksanakan Undang-undang Guru dan Dosen dengan pemberian tunjangan fungsional, uang transportasi, dan tunjangan profesi (setelah dinyatakan lolos sertifikasi).

Kebikajan pemerintah ternyata masih menyisakan masalah yakni pemerataan. Pemberian tunjangan pungsional dan tunjangan yang lain dengan syarat harus mengajar minimal 18 jam. Aturan ini jelas mengakibatkan guru swasta dengan jumlah rombel sedikit hanya mlongo tidak mendapat apa-apa. Karena jumlah jam mengajarnya sedikit. Akhirnya guru seperti bu Emi yang hanya kebagian mengajar 8 jam per minggu tidak tersentuh sama sekali oleh tunjangan-tunjangan yang ada. Kalau demikian berlakulah syairnya Rhoma Irama “ Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin” . Guru GTT yang jam mengajarnya sedikit tentu gajinya lebih sedikit, kok malah tidak dapat tunjangan ?. Apakah mungkin bu Emi dengan pendapatan sebesar itu dituntut professional ?. Padahal di Indonesia masih banyak sekali guru senasib dengan bu Emi. Sementara guru yang jumlah mengajarnya banyak, pasti gajinya lebih besar, tetapi malah dapat tunjangan.

Mungkin pemerintah bisa berdalih, silahkan guru sambil mengajar disekolah lain agar memenuhi 18 jam. Anjuran ini bukanlah sebuah solusi, karena dengan diterapkan kurikulum baru, jam pelajaran masing-masing sekolah otomatis berkurang. Bahkan ada sekolah yang mungkin terpaksa mem-PHK gurunya. Lagi pula jika guru diterima disekolah lain yang tempatnya cukup jauh dari sekolah asal proses pembelajaran tidak berjalan efektif.

Kalau kita cermati lagi kebijakan pemerintah tentang sertifikasi menimbulkan diskriminasi antara guru swasta dan guru pegawai negeri sipil (PNS). Kuota sertifikasi diberikan jatah lebih sedikit bagi guru swasta. Mengapa guru swasta yang mayoritas gajinya lebih sedikit diberi kesempatan lebih kecil untuk bersaing ?.

Sertifikasi sebenarnya adalah sebuah filter untuk menghasilkan guru yang benar-benar memenuhi standar minimal. Mestinya siapa saja, termasuk guru swasta diberi kesempatan sama untuk bersaing. Tidak perlu pakai kuota PNS dan swasta, sehingga terjadi proses seleksi alam. Dengan demikian kesempatan untuk menang adalah sama. Jika pintu sertifikasi dibuka lebar bagi guru PNS, mengapa dengan guru swasta tidak ?

Diskriminasi antara guru PNS dan guru swasta terjadi karena ada paradigma bahwa guru PNS lebih baik dari guru swasta. Namun anggapan ini tidak selamanya benar. Karena telah banyak sekolah swasta yang dibina guru swasta, namun kualitasnya dapat disejajarkan dengan sekolah Negeri. Oleh karenanya sudah selayaknya guru swasta haknya disetarakan dengan guru PNS.

Jika kondisi ini tidak segera di carikan solusi maka stigma guru swasta sebagai guru nomor dua akan sulit terhapus. Hal ini akan menambah beban psikologis bagi guru swasta. Akibatnya guru swasta benar-benar akan terganggu konsentrasinya untuk meningkatkan profesionalimenya. Penulis berharap pemerintah membuat sistem memenhuhi asas keadilan. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi ketimpangan status sosial antara guru PNS dan guru swasta. Mengingat guru swasta juga bertanggung jawab mencerdaskan anak bangsa.


Oleh:
Karyadi, S.Pd.
- Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya
- Guru SMP Negeri 13 Surabaya

Dibalik Politik Pencitraan

Seperti main sulap. Banyak orang yang menjadi kagum dan berdecak, ketika melihat permainan sulap. Apalagi, yang main sulap sangat ahli. Pemain sulap yang paling tersohor, David Copperfield, entah tukang sulap atau tukang sihir, tapi banyak yang tertarik, dan kagum.

Sekarang, partai-partai politik melalui iklan di media elektronik dan cetak, tak ubahnya seperti tukang sulap dan tukang sihir, yang ingin mengubah pencitraan tokoh atau partainya dengan iklan. Apakah, partai-partai politik yang sekarang memasang iklan di tv dan media cetak itu, kiranya dapat disamakan dengan tukang sulap atau David Copperfield? Betapa peranannya media elektronik dan cetak sangat luar biasa, khususnya dalam membentuk opini, dan mempengaruhi pendapat masyarakat. Pesan yang disampaikan media pasti mendapat ‘feed back’ dari publik (masyarakat). Maka, tak heran dalam sistem demokrasi yang sudah mapan, media menjadi pilar yang kelima. Media menjadi sarana yang ikut mempengaruhi dan menjaga eksistensi demokrasi. Media bukan hanya mempengaruhi publik, tapi memiliki jangkauan yang sangat luas terhadap kehiduan publik. Seperti di Indonesia, yang bukan negara continental, dan wilayahnya terbagi-bagi menjadi daerah kepalauan, peranan media massa sangat penting.

Kini, media benar-benar menjadi kebutuhan primer bagi partai politik, khususnya dalam memenangkan ‘the battle ground’ (perang darat), menjelan pemilu untuk mendapatkan dukungan politik dari publik atau pemilih. Media massa menjadi pilihan atau alternative. Pilihannya, bukan lagi kader partai, yang menjadi andalan atau tulang punggung. Pilihannya, bukan lagi militansi kader, dan jaringan partai, tapi media massa yang dianggap bisa menjadi 'tukang sihir', dan bisa menjembatani antara partai dengan publik. Maka, partai yang sering tampil di media, entah melalui iklan, atau berita, dinilai berimplikasi akan bertambah seringnya dikenal oleh rakykat pemilih.

Maka, partai-partai politik berlomba menciptakan iklan, yang dapat mencintrakan partai atau tokohnya, yang dapat menarik perhatian rakyat. Ini dianggap pilihan-pilihan politik yang kreatif,yang tujuannya mendapat dukungan yang luas.
Bahkan, bagi partai –partai yang ingin menjadi partai besar, tak segan-segan membuat iklan yang lebih populis, merakyat, dan memposisikan partainya benar-benar sebagai partai pembela rakyat. Iklan seperti ini diparalelkan dengan kondisi rakyat yang sekarang sedang tertimpa krisis. Ada partai yang berjanji memberantas korupsi 'abis', dan ini menjadi andalannya. Karena, isu korupsi takpernah selesai, dari zaman ke zaman. Seperti, ibaratnya seorang ‘pahlawan’ yang gagah, berlomba membela bangsanya, yang kini sedang menderita akibat krisis.

Ada partai politik yang membuat iklan dengan menampilkan tokoh-tokoh masa lalu, yang berubah menjadi 'kontroversi'. Tapi, dianggap tidak soal penampilan iklan itu, yang penting kontroversi itu menjadi konsumsi politik rakyat, dan otomatis itu iklan gratis partai, dan itulah kecerdasan, yang berani, dan menurut partai yang memasang iklan itu adalah sebuah kreatifitas luar biasa. Masih belum cukup dengan iklan, tiba-tiba mengangkat Soeharto

menjadi pahlawan dan guru bangsa, dan masih menggagendakan anaknya yaitu Mbak Tutut, yang akan diberi gelar, sebagai ‘the most favourable woman’, yang paling memberi inspirasi bagi bangsanya. Semuanya, yang ingin diraih, tak lain sebuah target politik, yang harus diwujudkan di tahun 2009.
Tentu, yang sangat mengagetkan betapa biaya iklan itu sangatlah mahal, tak terbayangkan bagi rakyat kecil tinggal di kolong jembatan atau kaum 'gembel' yang tiap hari belum kebayang dari mana dapat makannya? Sebab,belanja iklan itu, menurut Anggota Dewan Pertimbangan Periklanan Indionesia (PPPI), Subiakto Priosudarsono, menjelaskan belanja iklan seluruh Indonesia, tahun 2008, mencapai Rp. 37 trilyun. (Komas 9 Desember 2008).
Menurut Subiakto diperkirakan biaya iklan politik di seluruh Indonesia tahun 2009, jumlahnya bisa Rp.8 trilyun sampai Rp.10 trilyun. Biaya iklan yang sekarang diperlukan oleh partai politik sangat besar. Semuanya, tujuannya adalah hanya untuk politik pencitraan, yang ingin mendapatkan dukungan dan menggalang simpati rakyat. Partai-partai politik tidak lagi terlalu mementingkan kadernya. Tapi, lebih mengejar iklan di tv dan media cetak, yang dianggap sangat ampuh, dan dapat mengubah citra dan memposisikan partai dan tokohnya di tengah-tengah rakyat. Mirip tukang sulap dan David Copperfield.
Sedangkan uang sebanyak itu dari mana sumbernya? Padahal, itu hanya untuk iklan saja, belum kegiatan politik lainnya, yang harus mereka biayai. Tak, heran partai-partai politik sekarang ini, berusaha menggali sumber dana dengan berbagai cara, yang tujuannya sekadar membiayai politik pencitraan.

Padahal, yang dibutuhkan rakyat bukan iklan, yang tidak pernah rakyat rasakan langsung manfaatnya. Sementara itu, banyak rakyat miskin yang sekarat, tak mampu membiayai hidupnya sehari-hari, akibat krisis yang berkepanjangan, dan sekarang ini menerima dampak krisis global. Justru, ditengah kesengsaraan dan penderitaan rakyat yang tak terperikan itu, partai-partai main 'sulap' lewat iklan di media massa, yang tujuannya hanya ingin 'menipu' rakyat.

Ironinya, ingin membangun citra, justru hasinyal bukan citra yang baik, tapi citra yang ‘bopeng’, karena tak sedikit kader dan tokoh partai, yang sekarang ini diperiksa oleh KPK. Mestinya, kalau mereka ingin serius dan jujur, dan tujuannya ingin membangun citra, partai-partai itu, mengapa mereka tidak lebih memilih melakukan kerja-kerja politik yang riil, dan yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat? Bukan, hanya melalui politik pencintraan dengan memborong iklan di tv dan media cetak, sementara kerja-kerja politik mereka ‘nol’, dan tak nampak di dalam kehidupan masyarakat.

Tak heran di Indonesia sekarang ini, banyak tukang sulap, model politisi mirip David Capperfiel, yang ingin menyulap dirinya dengan iklan, tanpa mau bekerja keras. Apa yang dapat diharapkan model politisi seperti itu?

Oleh:
Ahmad Huda Masruri, S.HI
Bendahara Pimpinan Daerah
Pemuda Muhammadiyah Surabaya

Susunan Pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya Periode 2006-2010

Susunan Pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya Periode 2006-2010


Ketua : Muhamad Jemadi,M.A

Ketua Bidang Organisasi : Syamsul Hariadi,S.Ag

Ketua Bidang Kader : Muhkhlasin,S.T

Ketua Bidang Politik HAL : Abdul Choliq

Ketua Bidang Dakwak : Dicky Shodqumullah,S.HI

Ketua Bidang Ekonomi : Agung Marsudi


Ketua Bidang Kokam, Seni

dan Olahraga : Muhammad As'ad,S.E


Sekretaris : Ahmad Zainul Arifin,A.Md

Wakil Sekretaris : Rahmad Zulkarnain,S.HI

Wakil Sekretaris : Karyadi,S.Pd

Bendahara : Ahmad Huda Masruri,S.HI

Wakil Bendahara : Arofah Bachtiar,A.Md